Himpunana Mahasiswa Teknik Sipil (HMTS) Unsoed kembali sukses menggelar Seminar Nasional pada tanggal 6 November 2016, yang kali ini mengangkat tema “Pengembangan Infrastruktur Pelabuhan Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia”. Kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Roedhiro, Fakultas Ekonomi, Universitas Jenderal Soedirman ini diikuti lebih dari 200 peserta baik mahasiswa, dosen, pejabat daerah, serta tamu undangan lainnya. Seminar Nasional ini menghadirkan tiga orang pembicara yaitu Prof. Ir. Nur Yuwono, Dip.HE., PhD. (Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM), Dr.Eng. Purwanto Bekti Santoso, S.T., M.T. (Staf Pengajar Bidang Keairan Jurusan Teknik Sipil Unsoed), dan Rianto, S.AP (Pengevaluasi Jasa Tarif dan Operasional Pelabuhan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut).

Ketua Panitia, Suryo Bagus Pratama, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesia merupakan salah satu jalur pelayaran dunia yang cukup diminati. Hampir dua pertiga volume lalu lintas laut dunia melewati jalur laut Indonesia untuk berlayar dari dan ke berbagai negara di berbagai belahan dunia. Keterlibatan Indonesia dalam perdagangan internasional membutuhkan pelabuhan sebagai sarana yang lengkap, yang mampu menunjang keseluruhan aktivitas perdagangan, khususnya dalam hal pendistribusian barang. Dalam sambutan lainnya sekaligus berkesempatan membuka acara, Arwan Apriyono, S.T., M.Eng selaku Ketua Jursan Teknik Sipil mengemukakan bahwa pengembangan infrastruktur pelabuhan menjadi salah satu fokus utama pemerintah Indonesia untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai poros maritim dunia. Pembangunan pelabuhan baru maupun revitalisasi pelabuhan yang sudah ada menjadi sangat penting dilakukan agar keseluruhan pulau Indonesia dapat terkoneksi melalui Program Tol Laut. Peningkatan infrastruktur pelabuhan, baik itu dari segi studi kelayakan, perawatan, pengerjaan, dan keteknisan lain seperti faktor pelayanan, kenyamanan, dan keamanan juga harus diperhatikan

Pada sesi pertama Prof. Ir. Nur Yuwono, Dip.HE., PhD. memaparkan bahwa pembenahan infrastruktur pelabuhan, standarisasi pelabuhan dan inovasi dalam rangka pengembangan pelabuhan di Indonesia terus dilakukan dalam rangka mendukung pembangunan Tol Laut yang merupakan kebijakan Pemerintah Republik Indonesia. Salah satunya adalah inovasi pembangunan pemecah gelombang pada tanah lunak yang memanfaatkan kelebihan material bambu yang bersifat ringan sebagai matras dan cluster. Sesi kedua dengan pembicara Dr.Eng. Purwanto Bekti Santoso, S.T., M.T. memaparkan topik sirkulasi arus air dalam perencanaan pelabuhan laut. Lebih jauh dijelaskan bahwa pemodelan sirkulasi arus air diperlukan untuk mengantisipasi pengaruh keberadaan pelabuhan terhadap lingkungan perairan. Sesi pertama dan kedua ini dimoderatori oleh Sanidhya Nika Purnomo, S.T., M.T.

Sesi ketiga dengan moderator Yanuar Haryanto, S.T., M.Eng menampilkan Rianto, S.AP sebagai pembicara. Dalam paparannya dijelaskan bahwa pelabuhan merupakan infrastruktur publik yang berorientasi kepada benefit makro bukan semata profit center. Dalam kaitannya untuk mendukung kebijakan pembangunan poros maritim, dilakukan pembangunan fasilitas pelabuhan laut dari tahun 2015-2017. “Terdapat total 606 lokasi pelabuhan dengan total investasi lebih dari 10 triliun. Kita harus dapat memanfaatkannya agar mampu bersaing dengan negara lain dengan mengedepankan konsep Low Cost Economies” jelasnya. Hal lain yang dilakukan adalah pengerukan alur pelayaran untuk menunjang keselamatan pelayaran dan operasisonal pelabuhan, pengadaan peralatab bongkar muat di pelabuhan non komersial, dan peningkatan kapasitas pelabuhan melalui pembangunan proyek strategis.

By admin

Leave a Reply