Dosen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Soedirman yang juga merupakan Pakar Hidrologi dan Sumber Daya Air Yanto, Ph.D mengatakan bahwa Forum G20 dapat menjadi momentum yang tepat untuk membahas isu perubahan iklim secara menyeluruh karena yang akan berdampak luas dan masif pada kualitas kehidupan manusia
Dampak isu tersebut sangat luas mulai dari aspek ekonomi hingga kualitas kehidupan manusia. Menurutnya mengatakan Presidensi G20 Indonesia 2022 menjadi momentum yang tepat untuk mendorong pembahasan menyeluruh mengenai kondisi perubahan iklim hingga evaluasi terhadap aksi mitigasi perubahan iklim yang selama ini telah dilakukan. Dia menjelaskan forum G20 memiliki dua arus isu yakni finance track yang berfokus pada isu keuangan dan juga sherpa track yang berfokus pada bidang yang lebih luas di luar isu keuangan
Selain itu, Yanto, Ph.D menatakan bahwa isu perubahan iklim bisa dibahas menyeluruh baik melalui jalur pembahasan finance maupun sherpa, mengingat program perubahan iklim juga perlu didukung aspek keuangan. Menurutnya pembahasan menyeluruh mengenai isu perubahan iklim pada forum yang beranggotakan 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) sangatlah penting karena dampak perubahan iklim pada sektor keuangan sangatlah besar Lanjutnya, akan sangat positif jika keketuaan Indonesia selama satu tahun ke depan dalam sebuah forum internasional itu dimanfaatkan untuk mendorong pembahasan secara komprehensif mengenai banjir, kekeringan dan bencana iklim lainnya
Sementara itu, Indonesia untuk pertama kalinya memegang Presidensi G20 tahun 2022 yang dimulai tanggal 1 Desember 2021 sampai dengan serah terima presidensi berikutnya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) akhir tahun ini. Selama satu tahun kedepan, Indonesia akan menjalankan fungsi keketuaan sebuah forum internasional yang menjadi bagian penting bagi dunia. Hal ini merupakan sebuah kepercayaan serta kehormatan sekaligus peristiwa bersejarah bagi seluruh bangsa