Rumah dengan lingkungan yang asri dan nyaman merupakan keinginan setiap manusia agar tetap dapat hidup sehat. Keinginan pemenuhan kebutuhan akan rumah bagi setiap keluarga menuntut ketersediaan bangunan rumah sehat sederhana dan hemat produktif. Rumah bukan lagi sekadar tempat menumpang tidur belaka namun harus sehat karena akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan mental penghuni rumah. Sayangnya masih sangat sedikit arsitektur rumah yang dirancang dengan mempertimbangkan faktor-faktor kesehatan. Keterbatasan dana anggaran menyebabkan ketidakberdayaan dalam memilih lokasi rumah yang strategis dan ketersediaan lahan yang sempit. Akan tetapi, dengan segala keterbatasan yang ada dapat diatasi dengan kiat-kiat jitu dalam mewujudkan rumah sederhana tetapi sehat, hemat, produktif, dan ramah lingkungan. Di sisi lain, berdasarkan peraturan kegempaan terbaru, wilayah Barlingmascakeb merupakan wilayah dengan tingkat kegempaan cukup tinggi sehingga diperlukan pemenuhan terhadap kaidah-kaidah perencanaan dan pelaksanaan sistem struktur tahan gempa pada setiap struktur bangunan yang akan didirikan, termasuk rumah tinggal. Namun dalam kenyataannya, kaidah-kaidah perencanaan/pelaksanaan struktur bangunan tahan gempa tersebut belum sepenuhnya diterapkan.

Permasalahan tersebut di atas kemudian dicoba untuk diselesaikan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarsakat yang dilakukan oleh Nanang Gunawan Wariyatno, S.T., M.T dan Gandjar Pamudji, S.T., M.T., yang merupakan staf pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jederal Soedirman. Dalam rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut, untuk membantu memahami konsep rumah tinggal sederhana sehat dan tahan gempa maka dibuat sebuah maket rumah tinggal sederhana sehat dan tahan gempa yang mengacu pada rancangan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Selain itu dibuat juga model-model penulangan untuk rumah tinggal yang terdiri dari model penulangan kolom, model penulangan pondasi, model penulangan sambungan interior, dan model sambungan eksterior.Kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut dilanjutkan dengan acara sosialisasi yang dilaksanakan di ruang B101 Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Soedirman, dengan mengundang perwakilan dari Asosiasi Pengusaha Kontraktor Seluruh Indonesia (APAKSINDO) dan Asosiasi Kontraktor Umum Indonesia (ASKUMINDO) cabang Banyumas, dan bertindak sebagai moderator adalah Yanuar Haryanto, S.T., M.Eng, staf pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Soedirman. Acara sosialisasi juga dihadiri oleh perwakilan mahasiswa sebagai materi tambahan di luar perkuliahan.

Menurut Nanang Gunawan Wariyatno, S.T., M.T, selaku Ketua Tim, pemahaman tentang sambungan pada tulangan untuk rumah tinggal merupakan hal yang sangat penting. “Sambungan pada tulangan harus dirancang dengan memadai, memperhatikan beban yang akan diterima, panjang penyaluran yang dibutuhkan, dan letak sambungan. Semuanya harus diperhitungan dengan seksama”, ujarnya. Lebih jauh dijelaskan bahwa untuk menghindari keruntuhan jika terjadi gempa, elemen dinding perlu diberikan pengakuran yang memadai sehingga dapat menjadi satu kesatuan dengan elemen struktrur lainnya. Selanjutnya disampaikan secara terpisah oleh Gandjar Pamudji, S.T., M.T., bahwa aspek dasar dalam perencanaan rumah tinggal agar memenuhi tingkat kesehatan dan kenyamanan yang baik adalah harus memenuhi persyaratan yang memadai untuk pencahayaan, penghawaan, suhu udara, dan kelembaban. ”Penempatan bukaan-bukaan, lubang angin, dan jendela yang tepat dapat menghemat pemakaian listrik yang biasa digunakan untuk kipas angin, pengkondisian udara atau lampu, terutama pada siang hari’ ungkapnya.

Ditambahkan juga bahwa pemberian ventilasi silang dapat menghasilkan penghawaan alami sehingga tercipta kesegaran di dalam ruangan. Rumah dinyatakan sehat dan nyaman jika suhu udara dan kelembapan udara dalam ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal. Sedangkan untuk meredam kebisingan rumah dapat disiasati dengan desain akustik di luar dan dalam rumah. Pagar tembok yang tidak terlalu tinggi atau pagar tanaman, taman depan dan taman belakang dengan kepadatan tanaman cukup dapat membantu meredam kebisingan dari luar. Untuk membuat rumah tinggal menjadi tahan gempa, perlu dipahami prinsip-prinsip dasarnya yang meliputi denah yang sederhana dan beraturan atau simetris, bahan bangunan harus seringan mungkin, dan perlunya sistim konstruksi penahan beban yang memadai. “Supaya suatu bangunan dapat menahan gempa, gaya gempa harus dapat disalurkan dari tiap-tiap elemen struktur kepada struktur utama penahan gaya horisontal yang kemudian memindahkan gaya-gaya ini ke pondasi dan ke tanah. Adalah sangat penting bahwa struktur utama penahan gaya horizontal itu bersifat liat karena akan menghindari terjadinya keruntuhan yang bersifat tiba-tiba” demikian Gandjar Pamudji, S.T., M.T. menjelaskan.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini juga mencakup evaluasi terhadap pekerjaan konstruksi rumah tinggal yang merupakan proyek yang dilaksanakan oleh APAKSINDO dan ASKUMINDO, melalui diskusi bersama, dengan berfokus pada tata cara pemakaian atap baja ringan yang dewasa ini sedang menjadi tren, agar menjadi lebih efektif dan efisien. Keunggulan pemakaian atap baja ringan antara lain kecepatan pemasangan, kerapihan, ringan, biaya konstruksi total yang relatif lebih murah, dan ketahanan terhadap kondisi lingkungan. Di sisi lain atap baja ringan juga memiliki kelemahan seperti tidak boleh sembarang dipotong dan disambung, tidak cocok untuk diekspos karena sistem rangkanya yang cukup rumit, kelemahan di satu sisi akan mempengaruhi seluruh konstruksi atap, dan relatif lebih mudah mengalami tekuk lokal. Hal yang harus diperhatikan pada pemakaian atap baja ringan adalah jangan mengurangi kebutuhan elemen terpasang yang diperlukan untuk menghemat biaya. Kadangkala pelaksana tidak memasang sebagian elemen pengaku untuk menekan harga. Pengaku berfungsi menjaga kuda-kuda agar tidak roboh dan rangka tidak mlintir. “Memang, tidak selalu kalau pegaku tidak dipasang bangunan akan roboh. Tapi, bila ada angin atau gempa, rangka bisa ambruk” ujar Nanang Gunawan Wariyatno S.T., M.T menutup diskusi. [MST]

By admin